Total Tayangan Halaman








Selasa, 17 April 2012

MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN UNTUK PESERTA DIDIK


Berbagai macam model pembelajaran dalam keterampilan berbahasa telah berkembang seiring dengan zaman. Salah satu keterampilan bahasa adalah berbicara, berbagai model pembelajarannya pun beragam mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Model yang digunakan seorang pengajar dalam proses pembelajaran berbicara di sesuaikan dengan keadaan peserta didik. Menurut  saya  model yang paling efektif dan efisien adalah mobel pembelajaran bermain peran.
Model Pembelajaran ini merupakan salah satu sub bagian dari Model Pembelajaran Berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sub bagian yang lain dari model pembelajaran Berbicara yaitu : Ulang Ucap, Lihat Ucapkan, Memerikan, Menjawab Pertanyaan, Bertanya, Reka Cerita Gambar, Melanjutkan Cerita, Menceritakan Kembali, Bercerita dan Parafrase. Dalam link http://wyw1d.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-berbicara/ uraian yang jelas mengenai model Bermain Peran.  
Model pembelajaran Bermain Peran merupakan pembelajaran terakhir pada model pembelajaran Berbicara. Dengan demikian maka dikandung pengertian bahwa model pembelajaran ini sebagai tataran tertinggi dalam model pembelajaran Berbicara. Jika dalam model pembelajaran berbicara sebelumnya masih terdapat campur tangan guru, maka dalam Bermain Peran ini sudah hampir 100% murni dari inisiatif, spontanitas dan pemikiran peserta didik. Dalam praktiknya Bermain Peran ini menyerupai sandiwara atau drama, hanya saja dalam bentuk yang lebih kecil/sederhana. Maka peserta didik akan memperoleh peran dan teks dialog yang harus dihafalkan untuk  ditampilkan di depan kelas nanti.
Contoh langkah-langkah pembelajaran Bermain Peran :
  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
  2. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 3-4 siswa.
  3. Guru menyiapkan scenario/naskah  dengan tema cerita yang menarik.
  4. Ketua kelompok membagi peran masing-masing sesuai yang terdapat dalam scenario. Guru pun dapat memegang salah satu peran apabila dirasakan memang perlu.
  5. Tiap-tiap pemain menghapalkan dialog dalam skenario.
  6. Guru menunjuk salah satu kelompok yang sudah benar-benar siap untuk menampilkan naskah pementasan.
  7. Demikian seterusnya sampai seluruh kelompok tampil.
  8. Evaluasi, meliputi lafal,intonasi,ekspresi, penghayatan dan penampilan.
  9. Kesimpulan.
Kemampuan membuat desain pembelajaran merupakan fokus kompetensi yang harus Bapak/Ibu kuasai sebagai seorang guru yang benar-benar profesional. Alasannya, kemampuan mendesain pembelajaran sangat berkaitan langsung dengan pelaksanaan tugas Bapak/Ibu di lapangan sebagai pemegang kendali proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.Tidak ada metode pembelajaran Berbicara yang sempurna, maka seorang Guru dituntut untuk mampu memilah dan memilih serta menentukan media dan metode yang paling relevan dengan tujuan dan situasi yang dihadapinya di kelas.            
Menurut saya model pembelajaran ini sangat efektif dan efisien. Peserta didik dilibatkan dalam pembelajaran berbicara Bermain Peran. Peseta didik menginginkan proses pembelajaran  yang menyenangkan namun tidak hilang pendidikanya. Dengan menggunakan model ini siswa akan merasa senang karena terhibur. Dan tidak akan ada anggapan bahwa pembelajaran bahasa khususnya berbicara hanya teori-teori tanpa aplikasi yang membosankan dan mengandalkan metode ceramah saja. Model ini akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih berbicara dengan baik dan benar di mulai dengan berani berbicara terlebih dahulu.






Like the Post? Do share with your Friends.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

IconIconIconFollow Me on Pinterest

Blogroll