Berbagai macam model
pembelajaran dalam keterampilan berbahasa telah berkembang seiring dengan
zaman. Salah satu keterampilan bahasa adalah berbicara, berbagai model
pembelajarannya pun beragam mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Model yang digunakan seorang pengajar dalam proses pembelajaran berbicara di
sesuaikan dengan keadaan peserta didik. Menurut
saya model yang paling efektif
dan efisien adalah mobel pembelajaran bermain peran.
Model Pembelajaran ini
merupakan salah satu sub bagian dari Model Pembelajaran Berbicara pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Sub bagian yang lain dari model pembelajaran
Berbicara yaitu : Ulang Ucap, Lihat Ucapkan, Memerikan, Menjawab Pertanyaan,
Bertanya, Reka Cerita Gambar, Melanjutkan Cerita, Menceritakan Kembali,
Bercerita dan Parafrase. Dalam link http://wyw1d.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-berbicara/ uraian yang jelas mengenai model Bermain Peran.
Model pembelajaran
Bermain Peran merupakan pembelajaran terakhir pada model pembelajaran
Berbicara. Dengan demikian maka dikandung pengertian bahwa model pembelajaran
ini sebagai tataran tertinggi dalam model pembelajaran Berbicara. Jika
dalam model pembelajaran berbicara sebelumnya masih terdapat campur tangan
guru, maka dalam Bermain Peran ini sudah hampir 100% murni dari inisiatif,
spontanitas dan pemikiran peserta didik. Dalam praktiknya Bermain Peran
ini menyerupai sandiwara atau drama, hanya saja dalam bentuk yang lebih
kecil/sederhana. Maka peserta didik akan memperoleh peran dan teks dialog yang
harus dihafalkan untuk ditampilkan di depan kelas nanti.
Contoh langkah-langkah
pembelajaran Bermain Peran :
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
- Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 3-4 siswa.
- Guru menyiapkan scenario/naskah dengan tema cerita yang menarik.
- Ketua kelompok membagi peran masing-masing sesuai yang terdapat dalam scenario. Guru pun dapat memegang salah satu peran apabila dirasakan memang perlu.
- Tiap-tiap pemain menghapalkan dialog dalam skenario.
- Guru menunjuk salah satu kelompok yang sudah benar-benar siap untuk menampilkan naskah pementasan.
- Demikian seterusnya sampai seluruh kelompok tampil.
- Evaluasi, meliputi lafal,intonasi,ekspresi, penghayatan dan penampilan.
- Kesimpulan.
Kemampuan membuat
desain pembelajaran merupakan fokus kompetensi yang harus Bapak/Ibu kuasai
sebagai seorang guru yang benar-benar profesional. Alasannya, kemampuan
mendesain pembelajaran sangat berkaitan langsung dengan pelaksanaan tugas
Bapak/Ibu di lapangan sebagai pemegang kendali proses pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas.Tidak ada metode pembelajaran Berbicara yang
sempurna, maka seorang Guru dituntut untuk mampu memilah dan memilih serta
menentukan media dan metode yang paling relevan dengan tujuan dan situasi yang
dihadapinya di kelas.
Menurut saya model
pembelajaran ini sangat efektif dan efisien. Peserta didik dilibatkan dalam
pembelajaran berbicara Bermain Peran. Peseta didik menginginkan proses
pembelajaran yang menyenangkan namun
tidak hilang pendidikanya. Dengan menggunakan model ini siswa akan merasa
senang karena terhibur. Dan tidak akan ada anggapan bahwa pembelajaran bahasa
khususnya berbicara hanya teori-teori tanpa aplikasi yang membosankan dan
mengandalkan metode ceramah saja. Model ini akan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk berlatih berbicara dengan baik dan benar di mulai dengan
berani berbicara terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar