Total Tayangan Halaman








Sabtu, 25 Oktober 2014

Resensi Cerpen "Pohon Tidak Tumbuh Tergesa-gesa"

Malam ini ada hal yang menarik untuk diperhatikan dan difahami. Ini mengenai falsafah pohon, tidak tumbuh tergesa-gesa.  Hal ini cukup membuat saya tak bisa memejamkan mata di malam yang gersang dengan rasa dinginnya.  Malam semakin larut tapi Si ngantuk enggan menepi pada mata ini. Malam ini seperti bermetamorfosa, menjadi lain. Mungkin saja benar karena sebuah proses terjadi di mana-mana.
Yus R. Ismail  seorang cerpenis, penyair dan penulis. Membuat malam saya semakin menjauh. Beliau memberikan sesuatu malam ini lewat salah satu karyanya yaitu “Pohon Tumbuh tidak tergesa-gesa”. Sungguh cerita yang bergizi, membuat semua orang menjadi sehat. Sehat dalam berfikir dan merenung mengenai sebuah proses. Beliau benar-benar memberikan kesegaran berbeda saat saya bernafas. Tak pernah bosan membacanya, selalu haus dengan falsafah-falsafahnya.
“Karena dunia penuh dusta, ia harus membayarkan dengan kematian,”kata Nawal
“Tapi dari keadaan seperti ini perlawan di mulai,” kata saya.
Menurut saya, percakapan tersebut mempunyai sebuah makna dalam. Bukan hanya percakapan biasa, namun memiliki arti di dalamnya. Perkataan Nawal mengenai dunia penuh dusta dan hanya kematian yang bisa membayarnya. Namun sosok saya di sana menetang tegas bahwa keadaan seperti itu bukanlah akhir, melainkan sebuah awal. Awal yang seharusnya dilakukan dengan penuh perjuangan, untuk menentukan akhir yang sesungguhnya.
Dulu, saya pernah ingin hidup seperti elang, yang hampir setiap sore mendatangi kebun kakek. Saya terpesona dengan bebasnya elang melayang. Tapi sekarang saya ingin seperti pohon; tidak tumbuh tergesa-gesa tapi jadi kokoh dan kuat.
Sebuah perumpamaan yang sempurna, menurut saya. Berawal dengan angan tinggi, ingin menjadi elang yang gagah, berkuasa, pemberani dan menjadi raja langit. Namun, keinginanya telah berubah tokoh tersebut hanya menginginkan menjdi pohon. Keinginan yang terkesan sederhana, namun bermakna kompleks. Pohon yang tumbuh dengan ketenangan, berkembang menjadi berdaun rindang, berbatang besar dan berakar kuat kokoh. Karena falsafah mengenai pohon, sang tokoh meninggalkan khayalanya menjadi elang.
Sebuah proses bisa merubah proses lainya. Berbagai proses terjadi di dunia ini. proses yang merubah banyak hal. Segalanya berubah cepat dan lambat. Saya lebih menghargai proses dari pada hasil yang kadang tidak sesuai. Banyak hal yang membuat saya gelisah malam ini. mengenai rasa, asa dan warna. Sebuah ide sekunder. Namun, ini nyata saat saya menulis ini saya berada dalam dunia kesadaran. Bukan dunia seolah-olah yang banyak diceritakan orang.
Satu hal lagi yang membuat saya gelisah dari cepen tersebut.
Saya rasa ada banyak pohon  yang tumbuh di hati saya. Saya tidak tau siapa yang menyirami dan memupuknya. Mungkin orang lain atau saya sendiri atau yang lainya. Saya pun tidak tahu sejak kapan pohon-pohon itu tumbuh .......................... saya pun tidak tahu pohon-pohon apa saja itu. mungkin pohon ketidakpedulian atau pohon kecapaian atau pohon pengakuan sebagai manusia saya penuh kekotoran atau pohon kesakithatian atau pohon luka yang selalu membawa rasa perih sepanjang hidup saya atau pohon dendam atau pohon yang tidak ada artinya atau bukan pohon apa-apa
Dalam kutipan cerpen di atas, mengajak kita untuk bercermin. Bercermin pada masal lalu, sekarang atau nanti masa depan. Menyadari apa yang kita lakukan selama proses ini. proses yang akan menentukan sebuah hasil di akhir sesungguhnya. Pohon itu akan tumbuh dengan subur bila kita menyakini menyirami dan memupuknya. Cuma satu hal yang paling penting dalam hal ini yaitu pohon apa yang akan kita tanam?.  Pohon akal budi? Atau pohon status alami manusia?  Entahlah, jawabanya ada di hati-hati pribadi. Semoga kita mampu merubah status alami manusia yang dikatakan salah seorang filsuf menjadi manusia akal budi.
Sebuah karya yang bermanfaat, khususnya untuk saya pribadi. Semoga suatu saat saya mampu menjadi pohon. Tumbuh, berkembang tidak tergesa-gesa namun, kuat dan kokoh. Memberikan banyak buah di akhir musim. Berharap menjadi sandaran para pengharga proses lainya. Pohon yang menjadi kuat, kokoh dan bermanfaat dengan keadaan diam. Diam dari kedustaan dunia, yang saya lihat dari mata seseorang. Semoga dan semoga. Satu hal yang aku fahami malam ini :
 “Proses terjadi di mana-mana”
{ Read More }


Sabtu, 26 Mei 2012

MODEL PEMBELAJARAN MODIFIKASI BERMAIN PERAN (REVISI)


oleh
 Aida Anwariyatul Fuadah
Menurut Rachmat Widodo, model pembelajaran berbicara  ada delapan. Kedelapan model ini yaitu bermain peran, parafrase, berbicara, menceritakan kembali, melanjutkan cerita,  reka cerita gambar, bertanya, menjawab pertanyaan. Model  pembelajaran berbicara yang di jelaskan oleh Rachmat Widodo dalam sebuah situs resminya (http://wyw1d.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-berbicara/)  pastinya memiliki perbedaan dengan teori pakar lain. Sebagai calon guru hendaknya bisa menggunakan model mana yang akan di gunakan dalam pembelajaran. Tentu saja dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan model tersebut. Guru harus mampu mengembangkan kelebihan dan meminimalisir kekurangan yang terdapat pada  model-model pembelajaran.
Menurut saya pribadi, model pembelajaran berbicara yang efektif  adalah bermain peran. Pada model ini semua siswa dilibatkan untuk mampu berani berbicara. Sikap berani adalah hal yang paling penting dalam pembelajaran berbicara. Banyak siswa yang ingin berbicara namun terbentur dengan rasa malu atau bahkan takut kepada guru dan teman-temanya. Hal ini yang saya soroti dalam pembelajaran berbicara, dimana siswa harus mampu bahkan di tuntut untuk mendapatkan keberanian dalam hal berbicara. Model ini pun memberikan nilai positif lainya yaitu mampu berperan menjadi tokoh lainya yang bukan dirinya, siswa bisa mengapresiasi, bisa menghayati dan lain sebagainya. Jadi, menurut saya model pembelajaran berbicara bermain peran sangat cocok digunakan dalam proses belajar berbicara. Model ini digunakan oleh SMA kelas XI.2 sesuai dengan SK KD tingkat SMA.
Tentu saja, dalam setiap model pembelajaran terdapat langkah-langkah di dalamnya. Guru harus mampu menyusun langkah-langkah ketika akan memulai pembelajaran berbicara. Saya mencoba membuat langkah-langkah pembelajaran berbicara bermain peran.
1.      Guru mempersiapkan gambar-gambar mengenai sebuah kegiatan dan terdapat empat sampai lima orang tokoh dalam gambar
2.      Guru menayangkan gambar tersebut  melalui in fokus
3.      Guru membagi kelompok 4-5 orang siswa
4.      Guru menugasi setiap kelompok, untuk menganalisi gambar dan kemudian membuat percakapan dalam selembar kertas hasil diskusi
5.      Guru menunjuk kelompok yang sudah siap untuk ke depan kelas, menjelaskan hasil analisisnya dan bermain peran sesuai gambar yang di tentukan guru, dengan percakapan yang otodidak
6.      Guru memberikan motivasi kepada siswa
7.      Guru memberikan komentar dari hasil presentasi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin di capai
8.      Kesimpulan
Metode ini bersandar pada Examples Non Examples dari buku pandulan Model-model pembelajaran bagi Guru MAN 2 Kota Bandung. Dalam langkah-langkah tersebut saya memadukan antara model bermain peran dan reka cerita gambar. Dimana siswa dilibatkan dalam berbagai aspek lainya selain bermain peran saja. Melihat gambar, menganalisis gambar, berdiskusi gambar, berimajinasi, membuat percakapan sehari-hari secara sederhana dan bermain peran sesuai gambar.
Dalam semua model pastinya ada kelebihan dan kekurangan. Dalam model bermain peran ini terdapat kelebihan dari model yang lainya. Diantara kelebihanya yaitu :
1.      Menjadikan siswa subjek dalam pembelajaran
2.      Menuntut siswa untuk berani berbicara
3.      Mengembangkan potensi yang dimiliki siswa
4.      Mengukur kemampuan siswa dalam hal berbicara
5.      Menumbuhkan motivasi untuk menjadi lebih baik
6.      Sebagai sarana latihan berbicara di muka umum
Kemudian dalam model pembelajaran bermain peran juga terdapat kekurangan diantaranya yaitu :
1.      Kurangnya kesiapan dari peserta didik
2.      Guru harus lebih kreatif, apabila tidak maka model ini akan jauh dari harapan
3.      Egois sesama peserta didik, menjadikan kurangnya kerja sama
4.      Kurangnya komunikatif antara setiap kelompok
5.      Kreatif siswa dibatasi oleh gambar yang disediakan
 Demikianlah sekilas mengenai model pembelajaran berbicara bermain peran yang saya modifikasi ulang. Semoga memberikan manfaat kepada para pembaca. Model pembelajaran berbicara ini memang belum pernah saya terapkan dalam kelas. Jadi, banyak kekurangan di dalamnya. Semoga cepat atau lambat saya mampu menerapkanya. Sehingga saya bisa mengevaluasi dan meminimalisir kekurang-kekurangan model bermain peran yang saya modifikasi.




           


{ Read More }


Senin, 07 Mei 2012

Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan (Tugas Kuliah)


1. Identifikasilah:
    a) ciri-ciri guru yang baik;
    b) ciri-ciri guru yang hebat.
Jawaban :
Seperti yang telah dikatakan oleh Muhamad Nuh mengenai perbedaan antara guru yang baik dan hebat yaitu “Guru yang baik akan menjelaskan sesuatu kepada muridnya sehingga paham tetapi  guru yang hebat adalah guru yang mampu menginspirasi dan memotivasi muridnya, sehingga mampu berbuat sesuatu yang baik dengan kemampuannya sendiri“. Saya akan mencoba mengidentifikasikan guru yang baik dan hebat disesuaikan dengan pengertian dan ciri-cirinya. 
a.    ciri-ciri guru yang baik;
kata baik menurut KBBI adalah elok, patut dan teratur. Dapat disimpulkan guru yang baik adalah guru yang berlaku elok, teratur dan patut . seorang guru hendaknya bersikap baik ketika mengajar peserta didiknya. Sehingga siswa mampu memahami penjelasan dari guru baik. Untuk lebih jelasnya menurut sebuah sumber (http://kitaadalahguru.blogspot.com/2011/07/ciri-ciri-guru-yang-baik.html) ciri-ciri guru yang baik  terdapat 10 yaitu :
1.       Selalu punya perhatian kepada siswanya 
2.      Punya tujuan jelas untuk Pembelajaran  
3.      Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif 
4.      Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
5.      Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua 
6.      Punya harapan yang tinggi pada siswanya 
7.      Pengetahuan tentang Kurikulum 
8.     Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan 
9.      Selalu memberikan yang terbaik  untuk Anak-anak dan proses pembelajaran 
10.  Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa   
b. ciri-ciri guru yang hebat.
Kata hebat dalam KBBI memiliki makna terlampau, amat sangat. Dapat ditarik kesimpulan bahwa guru yang hebat adalah guru yang memiliki sesuatu yang lebih atau terlampau dalam mendidik siswanya. Sehingga guru hebat tersebut dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada sisw dalam proses belajar dan mengajar. Untuk lebih jelas untuk mengidentifikasikan ciri guru hebat saya mengutip dari sebuah sumber ( http://garduguru.blogspot.com/2011/11/ciri-ciri-guru-hebat.html) ciri-ciri guru hebat ada 5 yaitu :
1.       Ucapan dan intonasinya jelas dan mudah dipahami.
2.       Bobot keilmuannya sangat dalam dan luas.
3.       Orangnya lugas dan sederhana.
4.       Bersahabat dan peduli.
5.       Kaya metode dan media.
2. Jika diwajibkan memilih, apakah Anda akan berupaya untuk menjadi 
    "guru yang baik" ataukah ingin menjadi "guru yang hebat"? Mengapa 
    demikian? Tulislah minimal tiga alasan yang mendasari pilihan Anda itu.
jawaban :
Menjadi seorang guru yang baik dan hebat tidaklah mudah. Dan menurut saya baik dan hebat seharusnya melekat pada diri seorang guru yang profesional. Apabila diwajibkan memilih antara keduanya sangat sulit karna keduanya memiliki pengaruh positif kepada siswa. Namun menurut saya pribadi, yang paling penting adalah menjadi guru yang baik terlebih dahulu. Alasanya :  
1.      Karena guru yang baik  adalah guru yang mampu berlaku patut dan teratur, sebagai teladang untuk murid-muridnya.
2. Karena guru yang baik selalu memberikan perhatian kepada murid-muridnya sehingga murid pun mencintai gurunya. 
3.   Guru yang baik mampu mendisiplinkan anak didiknya dan juga mengkondisikan kelas.
4. Selalu memberikan yang terbaik kepada siswa-siswanya dalam proses belajar.
5. Guru yang baik memiliki hubungan yang baik, dengan siswanya terlebih dengan orang tua siswa.
3. Bagaimanakah profil ideal guru Bahasa Indonesia di era globalisasi ini?
    Jelaskanlah menurut sudut pandang Anda masing-masing.
Jawaban :
Hemat saya, seorang guru di era globalisasi ini harus memiliki segalanya. Segalanya disini adalah memiliki kemampuan untuk menguasai 4 kompetensi yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan Profesional. selain itu ideal seorang guru harus melaksanakan peran-peranya sebagai guru diantaranya : motivator, fasilitator dll. Kemudian hal yang paling sentral yaitu memiliki karakter. Seorang guru hendaknya memiliki akhlak yang luhur karena akan menjadi sosok teladan bagi murid-muridnya. Apabila itu telah dikuasai maka guru tersebut bisa dikatakan guru yang baik. Apabila guru yang hebat yaitu guru yang menguasai teknologi dan juga berwawasan luas terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi. Sehingga seorang guru dapat dikatakan guru baik dan hebat  apabila telah menguasai kompetensi dan nilai-nilai plusnya.
4. Adakah manfaat yang Anda peroleh setelah membaca wacana itu?
    Jika ada, tulislah semua manfaat yang dapat Anda petik darinya.
Jawaban :
Tentu saja ada manfaat yang saya temukan dalam uraian mengenai guru baik dan hebat tersebut.
1.      Membuka mata saya bahwa menjadi seorang guru itu tidak mudah, perlu usaha yang maksimal untuk bisa memenuhi kriteria menjadi guru yang baik dan hebat.
2.      Memberikan gambaran terhadap kerja seorang guru yang menjadi tokoh sentral dalam proses belajar.
3.      Menyadarkan akan perlunya memahami peserta didik secara maksimal untuk hasil yang maksimal pula.
4.      Memotivasi supaya saya bisa mengarahkan potensi yang dimiliki dan juga memberikan dorongan supaya menambah wawasan dan menggikuti perkembangan teknologi di masyarakat.
sumber soal (http://jendelailmumediauntukberbagi.blogspot.com/)
{ Read More }


IconIconIconFollow Me on Pinterest

Blogroll