Perjalanan wisata dengan kekayaan
alam yang melimpah ruah, dapat kita rasakan ketika berada di kawasan wisata
curug cimahi. Pesona estetika yang diperlihatkan alam sungguh lukisan indah
hasil karya Sang Pencipta.
Ketika perjalanan menuju
wisata ini, sesekali kami melewati jalanan yang menanjak curam. Udara dingin pun menyergap sesampainya kami
di kawasan objek wisata Curug Cimahi. Jalan menuju wisata ini sangat mudah karena posisinya di
pinggir jalan Cimahi-Lembang. Tepatnya terletak
di Jalan Kolonel Masturi, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua atau berjarak kurang
lebih 10 kilometer dari kota Cimahi ke arah Lembang atau 20 km (sekitar 1 jam)
dari kota Bandung.
Pada pukul 08.45 kami telah sampai di Kawasan
Curug Cimahi. Setelah memarkirkan mobilnya, supir menurunkan kami. Suasana
masih belum terlihat ramai, hanya beberapa mobil dan sepeda motor terparkir
berurutan di sana. Di setiap sisi terdapat warung-warung kecil penjual makanan
berjajar melinkari parkiran.
Saya bergegas mendekati pintu penjualan tiket, membayar uang masuk
sebesar Rp.10.000,00. Kemudian saya melihat ratusan anak tangga menurun dan
memulai wisata alam ini dengan semangat.
Sembari menghitung anak tangga, sesekali saya berhenti dan menikmati
pemandangan yang disuguhkan alam. Dinding batu yang alami, pohonan rindang dan
udara segar dan sejuk mengiringi setiap
langkah ketika menuruni anak tangga. Meski
terasa lelah menuruni anak tangga sebanyak 561 namun rasa lelah itu dibayar
lunas ketika sekilas terlihat curug yang mengalirkan air deras dari ketinggian
90 meter. Tak terasa semakin dekat saya dengan Air terjun Curug Cimahi. Mata
saya seperti tersihir dengan pemandangan yang saya lihat.
Dari jarak yang cukup jauh suara gemuruh air terjun yang deras,
sudah terdengar. Seperti menggoda saya untuk melangkah dan mendekatinya. Dengan
sigap saya melepaskan sepatu dan menyimpanya di sebuah batu yang besar. berjalan
melewati anak tangga yang terakhir. Saya berdiri di antara batu berlumut hijau
dengan air sejuk setinggi mata kaki terasa sejuk dan dingin yang mencucuk. Di
tambah percikan air, dari air terjun yang segar memang wisata alam yang
mengasikan.
Nama Cimahi berasal dari nama sungai
yang mengalir di atasnya yaitu Sungai Cimahi yang berhulu di Situ (danau) Lembang
dan mengalir ke Kota Cimahi. Saya duduk
bersila di atas batu besar sembari menghadap ke arah air terjun, merasakan Suara alam dan desiran angin yang menambah
kesejukkan.
Tidak jauh dari situ, saya memperhatikan rumput yang menempel pada
dinding batu, bergerak seolah menari dengan lincahnya bersama tiupan angin. Mengikuti
irama dari deburan suara air deras yang bergemuruh. Pohon–pohon besar sekitar kawasan wisata terlihat diam tak bergerak dan menjadi saksi bisu atas
indahnya alam.
Sekitar pukul 10.00, kawasan itu sudah terlihat ramai oleh
pengunjung. Kebanyakan dari mereka duduk di atas batu besar, menikmati air
segar dan dingin dari curug atau sekedar
cuci tangan, membasuh kaki, atau pun mandi. Selain itu tidak sedikit dari
mereka yang berfoto-foto ria.
“udaranya segar, suasanyanya enak” menurut Luni, 17 tahun salah satu pengunjung wisata sembari duduk
berlipat di atas batu besar. “ pemandanganya indah, hijau dan udaranya
menyegarkan fikiran sehingga cocok untuk refresing dari pekerjaan” timpal
Ramlan, 20 tahun. Menurut pasangan kekasih ini hal yang membuat mereka menyukai
tempat wisata ini adalah suasana dan pemandangan alamnya yang sangat mempesona,
sehingga pesona Curug Cimahi tidak pudar meski untuk kesekian kali mengunjunginya.
Yoyo Mulyadi, seorang petugas wisata yang bertanggung jawab
terhadap keamanan tempat ini mengatakan bahwa “kebanyakan pengunjung yang
terluka karna terpeleset di anak tangga dan ada juga yang pingsan, saya
bertugas membantu pengunjung yang terluka, ada yang di papah ke atas, di gotong
bahkan ada pula yang di bawa ke rumah sakit” menurut bapak 45 tahun yang sudah
empat bulan bekerja di wisata Curug Cimahi. Dan menurutnya pula bahwa wisata
ini dibuka setiap hari, pada pukul 07.00 sampai 05.30.
Wisata yang dikembangkan perum perhutani Jabar-Banten ini lebih
ramai sebelum terjadi longsor. “kalau dulu harga tiketnya Rp.4.000,00 namun
sekarang Rp.10.000,00” kata ibu ati (36) sembari memasak mie instan yang telah
dipesan pelanggannya. Dengan harga yang baru itu fasilitas yang tawarkan juga semakin banyak terdapat selter, mushola,
toilet,parkiran dan ada juga warung. Menurut Ati mitos di Curug Cimahi itu
apabila pengunjung membawa pasangan maka akan beranjut ke pelaminan. Percaya
tidak percaya namun itulah mitosnya bahkan ati mendengar dari sepasang
pengunjung yang telah mempunyai anak, dan pengunjung tersebut dulu ketika
pacaran sempat berwisata ke Curug Cimahi.
Saat perjalanan pulang, banyak monyet-monyet bergelantungan di anak
tangga. Sesekali ada pengunjung yang takut dan menjerit saat melihat monyet
itu. ada pula kawanan yang mengikuti salah satu pengunjung dan meminta makanan
yang sedang dimakannya. Kaki yang gemetar setelah sampai ke tempat parkiran. Dan
membuat saya berhenti sejenak untuk duduk di kursi yang berada di dekat
parkirannya.
Jam menunjukan pukul 12.15 terasa begitu panas. Saya pun bergegas
menuju mobil sewaan bersama teman-teman yang lainya. Di dalam mobil kami
bertukar cerita sembari sesekali tertawa bersama-sama. Pengalaman yang sangat
indah dan tak akan pernah terlupakan di Curug Cimahi.
BalasHapuskeren ka artikel ceritanya
agen viagra
pil biru
obat hammer